By: Khoirul Taqwim
22 Oktober
Hari Santri telah tiba
Hening cipta berkumandang di negeri khatulistiwa
Untuk mengingat jasa-jasa para Santri
Dalam membela agama dan negara
Udara ketenangan terasa
Disaat kedatangan hari Santri
Begitu juga angin terhenti sejenak
Disaat menyambut hari Santri
Dengan adanya hari Santri
Menimbulkan sebuah renungan besar
Bagi umat manusia seutuhnya
Dahulu kala
Disaat para Santri berjuang
Sampai titik darah penghabisan
Dalam melawan penjajahan bangsa asing
Semua dilakukan tanpa pamrih
Itulah giat semangat para Santri dikala itu
Kesunyian malam ini
Tak terasa air mata
Mengalir dipangkuan bumi pertiwi
Sebagai bakti mengenang para Santri
Dikala itu dengan senjata seadanya
Berjuang kemedan tempur
Dalam menempuh resolusi Jihad
Demi kebangkitan nusa dan bangsa
Maka sudah selayaknya
Kita mengenang mereka
Hari ini
Kutulis sejarah besar di hari santri
Disaksikan berjuta-juta bintang diangkasa
Disaksikan udara dingin menggigil
Semua terasa alam menyambut hari santri
Sebagai hari mengenang para Santri
Sebagai hari pahlawan khatulistiwa
Sebagai hari kebangkitan umat
Dinegeri maritim dengan puluhan ribu
Berjajar pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke
Kutulis dimalam gelap gulita
Ditemani semangat menghijau
Sebagai tanda kesuburan alam Nusantara
Yang penuh kemakmuran
Yang tiada tara kekayaannya
Hari Santri
Dengan kopyah hitam dikepala
Sarung sebagai simbol kekuatan
Untuk melawan segala tirani
Dalam mempertahankan kemerdekaan
Yang telah dibangun para pendahulu negeri
Dengan keberadaan hari Santri
Dapat dijadikan semangat introspeksi
Dalam mengeja langkah selanjutnya
Demi kejayaan
Demi kemerdekaan
Dan sudah seharusnya
Kita dapat mengambil
Suri tauladan yang baik
Dengan adanya hari Santri
Saat ini dan selamanya
Semoga hari Santri
Membawa rahmat dan nikmat
Dan membawa keberkahan
Dalam mengamalkan segala kebajikan
Demi kemajuan, keadilan, dan kemakmuran
Bagi rakyat Nusantara
Amin.......
Jumat, 20 November 2015
22 Oktober, Hari Santri
Bacalah! Ayat Qauliyah Dan Kauniyah
By: Khoirul Taqwim
Alam berguncang
Aliran debu bertebaran di wajah-wajah kehidupan
Flora Fauna sekarat diterpa ombak lautan
Hari itu manusia bertanya-tanya
Ada apa dengan alamku?
Yang kian garang menyongsong dikala senja
Tahukah engkau wahai manusia
Bumi yang tercipta dengan kesempurnaanya
Telah kau rusak dengan tangan-tanganmu
Hingga hari ini
Datanglah gelombang tsunami
Datanglah wedus gembel dari gunung-gunung tinggi menjulang
Dan daratan menjadi lautan kemurkaan
Usaplah wajahmu
Dengarlah bisikan nuranimu
Apa yang telah engkau lakukan selama ini?
Hingga datanglah kerusakan bumi
Setelah tercipta dengan baik
Bacalah!
Ayat Qauliyah
Supaya jiwamu tenang
Bahwa Allah telah mencipta manusia dalam bentuk kesempurnaan
Kemudian dikembalikan ketempat yang serendah-rendahnya
Kecuali mereka yang beriman
Bacalah!
Ayat Kauniyah
Supaya engkau berpikir
Bahwa Allah akan memperlihatkan mereka tanda-tanda kekuasaan
Disegala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri
Hingga jelas pada mereka
Bahwa Al-Qur'an adalah: kebenaran
Kutulis tentang kehidupan
Yang muncul dari lubuk jiwa
Bersama Ayat Qauliyah dan Kauniyah
Laki-Laki Pendamba Wanita Surga
By: Khoirul Taqwim
Ku sapa lewat sms dari jauh
Pukul tiga tepat dini hari waktu itu
Di saat dia sibuk bergelut dengan sajadah
Di waktu Kalung tasbih masih melingkar diantara jari-jemari
Khusuk hening dalam sholat lailmu
Menghiasi malammu yang sepi merajuk
Keikhlasan bukti kesetiaanmu pada-NYA
Tangan mengadah penuh Do'a-do'a gaib
Menunduk kepala sampai kamu tak bangun dari sujudmu
Karena jiwamu hanya untuk-NYa
Bila saya dihadapkan dengan wanita itu
Sungguh aku tak mampu berucap sepatah kata
Dia adalah wanita surga menjelma manusia
Aku ingin selalu sms di setiap sepertiga malam
Agar aku dapat belajar dari kesetianmu pada-NYA
Biar sayap malaikat pembawa rahmat malam itu
Hiasi seluruh ruang hatimu dan juga jiwaku
Tak ada kata bimbang maupun ragu dalam dada
Semua terasa kau ada dalam kesempurnaan
Wanita surga yang ada disana
Bolehkah aku tulis pesan untukmu
Ajarkan padaku tentang Ilmu yang kamu raih
Hingga aku mampu duduk tenang di alam raya
Di kala air matamu menetes di atas sajadah
Aku hanya berucap subhanallah
Wanita mulia berbudi luhur
Setiap jengkal nafas laki-laki
Pasti akan mendambakan wanita penghuni surga
Bila itu jadi harapanku amatlah keterlaluan diriku
Seperti keinginan bulan memeluk matahari
Jika di bumi masih ada kembaranmu
Sejuta kebajikan akan bertebaran di udara terang itu
Aku laki-laki pendamba wanita surga
Tak mungkin kan jadi pendampingmu di bumi
Walau ada itu hanya ilusi waktu tidur
Tapi aku cukup sehelai do'a
Agar setelah mati aku dipertemukan denganmu
Karena kau tak pernah jadi takdirku
Rabu, 01 April 2015
Gus Wim Sang Kreator Pembaharu Islam
Sang Pembaharu Muda Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim merupakan seorang pembaharu muda yang lahir dari Nganjuk Jawa Timur, dia lahir dari lingkungan tokoh para pembaharu ke-Islaman, kakeknya pendiri Yayasan Asy-Syamsi yang saat ini masih berjalan menjadi salah satu yayasan terbesar di daerah Nganjuk Jawa Timur, Khoirul Taqwim sejak kecil menimba Ilmu berawal dari kakeknya di dalam mempelajari masalah keagamaan, sedangkan masalah ekonomi, dia Khoirul Taqwim berawal belajar dari ayahandanya sendiri, sebagai pengusaha yang sukses di masa itu, tetapi di dalam perjalanannya sejak ayahandanya meninggal dunia, dia Khoirul Taqwim mengalami gejolak ekonomi. Sehingga di saat masa kuiah di UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta, dia Khoirul Taqwim belum sempat menyelesaikan studinya dan Khoirul Taqwim hijrah ke-Kalimantan timur, tepatnya di Samarinda, untuk mencari bekal di dalam melanjutkan kembali menyelesaikan studinya,
Pada masa menempuh pendidikan tingginya, Gus Wim tak jarang menulis artikel diberbagai media, baik kampus maupun di berbagai media lainnya, salah satunya di jurnal Populis UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta.
Selasa, 31 Maret 2015
Sang Pembaharu Muda Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim merupakan seorang pembaharu muda yang lahir dari Nganjuk Jawa Timur, dia lahir dari lingkungan tokoh para pembaharu ke-Islaman, kakeknya pendiri Yayasan Asy-Syamsi yang saat ini masih berjalan menjadi salah satu yayasan terbesar di daerah Nganjuk Jawa Timur, Khoirul Taqwim sejak kecil menimba Ilmu berawal dari kakeknya di dalam mempelajari masalah keagamaan, sedangkan masalah ekonomi, dia Khoirul Taqwim berawal belajar dari ayahandanya sendiri, sebagai pengusaha yang sukses di masa itu, tetapi di dalam perjalanannya sejak ayahandanya meninggal dunia, dia Khoirul Taqwim mengalami gejolak ekonomi. Sehingga di saat masa kuiah di UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta, dia Khoirul Taqwim belum sempat menyelesaikan studinya dan Khoirul Taqwim hijrah ke-Kalimantan timur, tepatnya di Samarinda, untuk mencari bekal di dalam melanjutkan kembali menyelesaikan studinya,
Pada masa menempuh pendidikan tingginya, Gus Wim tak jarang menulis artikel diberbagai media, baik kampus maupun di berbagai media lainnya, salah satunya di jurnal Populis UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta.
PEMBAHARUAN ISLAM
Memandikan Islam
Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia. (QS. Al-Waqiah [ 56]: 77).
Mengembalikan Al-Qur'an
By: Khoirul Taqwim
Al-Qur'an yang menjadi pemahaman umat Islam dari zaman Sahabat sampai saat ini, ternyata tak lepas terjadi pencampur-adukan antara Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an dalam pemahamannya. Sehingga tak sedikit umat Islam yang menganggap sesuatu yang diajarkan oleh para pemuka agama seolah-olah Al-Qur'an, padahal hanya sebatas pemahaman Al-Qur'an yang berupa tafsir belaka. Maka dibutuhkan penjelasan secara tepat dalam membedakan antara Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an.
Pertarungan Politik Sesama Umat Islam
Pertarungan politik Islam yang bersifat saling mencari pembenaran diri, sudah seharusnya diakhiri ditengah-tengah kehidupan masyarakat umat Islam, supaya sesama umat Islam dapat bersatu dalam mengarungi bahtera keagamaan. Namun, kalau terjadi kegagalan dalam pemahaman yang saling menyejukkan ditengah-tengah kehidupan masyarakat sesama umat Islam. Maka yang terjadi akan ada sebuah tontonan kegaduhan perpolitikan sesama umat Islam itu sendiri. Sehingga supaya terdapat alur terciptanya perdamaian dan ketenteraman, semua tak lepas dari umat Islam itu sendiri dalam menyikapi sebuah perbedaan dalam pemahaman ajaran agama Islam itu secara kaffah.
Zaman Tak Waras Memahami Islam
Tolong bagi yang membaca kalau mental belum tertata rapi dan emosi tidak terkendali saya sarankan hati-hati membaca tulisan ini, karena malah nanti anda terjerumus dalam berita ghaib yang membuat anda bingung, tetapi bagi yang sudah siap mental silahkan membaca sampai selesai.
Melihat gonjang-ganjeng zaman yang kian terasa dalam kehidupan manusia, ternyata Islam di hadapkan beragam permasalah yang di perlukan jawaban yang tepat dan arif dalam menyikapi kehidupan yang kian terasa menyengat dalam kehidupan masyarakat, sehingga memunculkan multi tafsir tentang Islam itu sendiri.
Sebagian ada yang ngotot Islam harus tetap di sesuaikan dengan ajaran di zaman kenabian dengan ajaran murninya, tetapi di sisi lain ada yang ingin di sesuaikan dengan zaman yang kian kurang waras saat ini, berangkat dari situ tentu akan menimbulkan pertanyaan apakah Islam harus mengikuti zaman yang tidak waras?...pertanyaan di atas membuat kita berpikir kenapa ajaran Islam harus mengikuti zaman saat ini, kalau mengikuti zaman yang waras tentunya bisa di terima, tetapi kalau mengikuti zaman yang tidak waras ini yang menjadi persoalan, sebab manusia itu beragam dalam memahami permasalahan.
Kenapa saya mengatakan zaman yang tidak waras?....Melihat dari beragam kejadian tentang pelaku umat manusia yang kian jauh dari nilai-nilai Islam, seperti keadilan, persamaan, kasih sayang dan masih banyak lagi nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam, tetapi dalam fakta di lapangan di langgar nilai-nilai Islam tersebut seperti terjadi masalah korupsi, pembunuhan dan masih banyak lagi yang ada dalam fenomena kehidupan.
Kalau dalam bahasa jawa ada istilah yang mengatakan kita sudah memasuki zaman edan nah gah meloh edan zo ra keduman, bahasa jawa ini menggelitik untuk di tafsiri zaman yang semakin semrawut dengan tingkat permasalahan yang begitu kompleks, sehingga antara sesat dan tidak sesat terkadang sulit membedakan, walaupun terkadang hati nurani tahu ini sesat apa tidak, tetapi ternyata akal terkadang yang sudah membuat jiwa ini tertutup antara sesat dan tidak sesat.
Melihat zaman yang semakin kacau balau apakah Islam harus di paksakan dengan zaman yang tidak waras?...pertanyaan di atas menjadi tantangan besar bagi seluruh umat Islam yang ingin memahami Islam melalui multi tafsir, sebab kalau tidak dengan cermat dan hati-hati tentu akan terjadi kerusakan yang malah membuat kacau tidak bersifat konstrukrif, tetapi yang ada malah bersifat destruktif di segala aspek kehidupan beragama.
Pertanyaan muncul kembali dalam pikiran, bagaimana aksiologi Islam apabila di paksakan mengikuti zaman yang tidak waras?....kalau secara aksiologi tentu Islam akan tetap berdiri tegak walau di tempatkan di wilayah manapun berada, tetapi yang menjadi persoalan pelaku yang memahami Islam di zaman yang tidak waras ini akan menjadi apa?..kalau kita melihat dari sisi positif tentu ini merupakan zaman yang menjadi tantangan umat Islam untuk berpikir kreatif dan inovatif dan tetap pada jalur nilai-nilai Islam yang sudah ada. Namun kalau di lihat dari sisi negatif tentu akan terbawa ajaran yang jauh dari apa yang terkandung dalam nilai-nilai Islam itu sendiri.
Tulisan di atas saya tutup biarlah zaman yang kurang waras, tetapi hati dan pikiran kita semoga saja akan terus dapat mengeja dengan waras dan sesuai dengan tujuan dalam diri kita masing-masing dalam menyikapi persoalan maupun memahami beragam permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Wallahu a'lam bisshowab..............
Ngawur Memahami Islam
Bisikan berita ghaib ini jangan terlalu di besarkan-besarkan, sebab kita sudah memasuki era zaman yang kurang waras, karena itu di tata dulu pikiran dan jiwa kita agar selalu sehat dalam memahami persoalan, sehingga memunculkan pencerahan jiwa maupun pikiran dalam memahami permasalahan dengan bijak dan berada dalam wilayah yang sehat.
Pada saat membaca tulisan ini kalau bisa dengan santai sambil minum kopi, agar pikiran kita tidak terlalu panas dan ikut-ikutan zaman yang kurang waras, apalagi diperdebatkan yang menjadi debat kusir, sebab ini hanya sebatas bisikan ghaib jangan di buat yang tidak-tidak, tetapi di buat saja dalam wajah oke-oke saja.
Silahkan di baca.....
Gejala ngawur dalam memahami Islam begitu marak saat ini, sehingga kita terkadang sering menemukan pemikiran nyleneh dan terkadang jauh dari apa yang dituduhkan tentang Islam sebenarnya. Peristiwa itu merupakan sesuatu yang sangat memprihatinkan bagi umat Islam, Lalu yang menjadi pertanyaan adalah kenapa ada orang yang ngawur dalam Memahami Islam?...Menjawab pertanyaan ini butuh psikolog agar tahu kenapa dan bagaimana itu bisa terjadi, padahal Islam itu hakikat sebenarnya satu yaitu: suatu ajaran yang di ajarkan nabi Muhammad, namun dalam kenyataannya Islam saat ini telah terjadi pemahaman yang begitu kompleks, ada yang masih bersandarkan wahyu, tetapi ada juga yang sudah membelokkan berdasarkan akal, sehingga dapat di tebak dengan beragam analisa dan pemahaman yang berbeda dalam kehidupan manusia timbullah pikiran yang masih wajar, tetapi ada pula pikiran yang sudah ngawur jauh dari apa yang di maksud Islam itu sendiri.
Pikiran yang ngawur itu terkadang menggelitk bagi orang yang memahami bahwa Islam itu adalah kebenaran dan sekaligus petunjuk bagi umat Islam. tetapi ternyata ada pemikiran yang cenderung memojokkan sehingga mengandung bahasa ngawur seperti Islam itu tolol, Islam Itu teroris, Islam itu bodoh, islam itu pembunuh dan masih banyak lagi bahasa yang ngawur dalam kehidupan manusia yang terus bertanya-tanya tentang Islam dan menjawab Islam secara serampangan jauh dari apa itu islam sebenarnya.
Melihat dari tulisan di atas mengenai ngawur memahami Islam, memunculkan pertanyaan lagi kalau ada manusia yang punya pikiran demikian apa pikirannya sudah tidak waras?...Pertanyaan di atas menggelitik untuk di jawab, kemungkinan butuh psikiater yang menangani kejiwaan kalau menemui orang seperti ini tentang mempertanyakan kewarasan orang tersebut, kalau di lihat dari pikirannya dalam memahami Islam jelaslah tidak waras, tetapi kalau di lihat dari sisi lain mungkin juga waras karena dengan menghujat dia akan terkenal dan mendapat raup untung dengan kepopuleran yang dimiliki, sebab dia punya pikiran yang antik dan unik dalam memahami Islam tentang apa yang dia maksud dalam pikirannya.
Penulis sangat menyadari bahwa gejala kurang sehat dalam berpikir mewabah dalam kenidupan keseharian manusia saat ini, berangkat dari situ terjadilah pemikiran mulai dari yang sangat sederhana sampai yang sulit di cerna akal, berdasarkan dari situ pula kemungkinan terjadi adanya fenomena ngawur dalam memahami Islam sebagai bentuk jawaban pikiran yang tidak sehat, sehingga dengan pikiran yang lagi saket mengganggu manusia dalam memahami persoalan baik mulai dari agama, sosial, budaya, ekonomi dan masih banyak lagi yang jadi korban pemahaman ngawur pada saat manusia itu lagi saket jiwanya.
Pertanyaan terbesar muncul bagaimana cara mengobati manusia yang ngawur dalam memahami Islam?...berangkat dari pertanyaan itu di butuhkan pemikiran yang cerdas dan sehat, kalau ada orang yang ngawur dalam memahami Islam kemungkinan harus di beri obat penenang jiwa atau penenang akal, agar seseorang yang saket dalam memahami tentang Islam yang ngawur tadi dapat sehat kembali dan bergairah lagi untuk berpikir positif tentang keislaman.
Terima kasih sudah mau membaca..........
Mengatasi Islam Sesat
Peringatan buat para pembaca untuk selalu benar-benar siap jiwa maupun pikiran dalam menerima tulisan ghaib ini, karena yang di khawatirkan nanti akan terbawa ke dalam arus yang malah membuat bingung. Sebab ini sebatas berita yang masih di alam abstrak, untuk itu saya harapkan secepat mungkin tarik nafas sedalam-dalamnya, agar dalam memahami berita ghaib tidak terbawa alam yang penuh pertanyaan dan jawaban yang tidak memuaskan.
Membaca tulisan yang masih berputar di alam bawah sadar ini, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari bahasa ilmiah, tetapi paling tidak dapat membuat kita tersenyum atau barang kali membuat kita cemberut, agar dalam diri kita terdapat beragam warna yang menghasilkan sentuhan-sentuhan yang bisa kita nikmati dalam menjalani hidup yang semakin beragam di tengah-tegah kehidupan masyarakat.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang mengatasi Islam sesat, terlebih dahulu secara bijak apabila kita bertanya dulu kenapa ada Islam sesat?….pertanyaan di atas mengusik pikiran kita sebab di butuhkan jawaban dalam memahami dan menafsirkan dalam wilayah kesesatan seseorang, apalagi kita mengetahui bahwa dalam diri manusia punya beragam persoalan yang kompleks, sehingga muncul sebuah kesesatan yang dimiliki manusia dalam memahami dan menafsirkan Islam.
Muncul tentang Islam sesat tidak lepas dari kejiwaan seseorang maupun pikiran seseorang dalam memahami secara memaksakan diri sesuai dengan kebutuhan individu tanpa melihat apa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, berakar dari pemahaman dan penafsiran yang jauh dari substansi agama Islam yang berlandaskan sesuai dengan ajaran yang di bawa nabi Muhammad, dari situlah timbul benih-benih kesesatan yang tidak dapat di hindarkan, sebab sebagai manusia tentu sangat menyadari bahwa kita sangat lemah memahami apa itu Islam, sehingga terkadang kesesatan itu muncul dalam diri seseorang dengan berakar ketidak tahuan secara lengkap tentang Islam itu sendiri, kalau mungkin mengetahui itu hanya sebatas secara sepotong-sepotong tentang ajaran Islam, tetapi sudah menyimpulkan yang membikin seseorang menuju ketersesatan dalam memahami Islam.
Dari pertanyaan di atas muncul pertanyaan lagi apakah boleh Islam sesat itu ada?…..Sebenarrnya pemahaman Islam sesat sudah sejak zaman kenabian sudah ada, mulai dari nabi palsu sampai orang murtad yang keluar dari jalur ajaran Islam. Menanggapi pertanyaan boleh apa tidak Islam sesat kalau di lihat dari agama Islam tentu itu merupakan salah satu bentuk peghujatan yang harus di hentikan sesegera mungkin, tetapi kalau di lihat dari sisi lain itu semua di serahkan pada Individu mau pilih sesat atau tidak, perlu di ingat juga selain kebebasan individu ada juga kebebasan sosial dalam menafsirkan boleh apa tidak Islam sesat itu ada, sebab terkadang individu mengatakan boleh, tetapi masyarakat mengatakan tidak boleh. Disinilah di perlukan bentuk tepa selira (tenggang rasa) dalam hidup bermasyarakat dan tentu tidak boleh semaunya sendiri, karena lingkungan tidak hanya di miliki secara individu, namun milik seluruh masyarakat yang hidup dalam lingkungan tersebut.
Kembali lagi ke pertanyaan apakah Islam sesat itu termasuk Islam atau bukan?…Kalau di analisa secara sederhana nama sesat sudah keluar dari ajaran Islam, berarti tidak termasuk dalam wadah Islam, tetapi kalau di lihat dari sisi lain Islam sesat merupakan wajah Islam yang pemahaman dan penafsirannya di luar ajaran Islam yang berlaku secara normatif.
Muncul lagi pertanyaan bahwa Islam sesat itu punya tujuan apa tidak?…Kalau di lihat dari ajaran tentu mempunyai tujuan merusak Islam atau mungkin tujuan berbentuk lain, tetapi kalau di lihat dari sudut yang berbeda mungkin bisa saja secara alamiah muncul dengan sendirinya tentang Islam sesat dalam diri seseorang dalam memahami tentang keislaman tanpa tujuan hanya sebatas gerak alam bawah sadar.
Pertanyaan yang terakhir adalah bagaimana cara mengatasi Islam sesat?…Terlebih dahulu kita tinjau dari psikis seseorang apakah dia sudah mengidap sakit jiwa atau dia sebenarnya waras dan sadar apa yang dia perbuat, maka di perlukan obat yang mujarab untuk mengobatinya.
Kalau jiwa yang sakit maka secepatnya pergi kedokter jiwa minta di antar teman atau keluarga, syukur-syukur bisa datang sendiri dan memberi tahu apa sebab musabab sampai bisa sedemikian rupa penyakit yang di alami seseorang dalam memahami dan menafsirkan Islam, tetapi kalau penyebab di karenakan Iman yang tipis mungkin belajar ke seseorang yang pandai tentang ilmu agama Islam yang benar, agar mendapatkan pencerahan batin dan ketenangan jiwa.
Penyakit ajaran Islam sesat ini kalau terjadi di karenakan terkena sebangsa makhluk halus bisa jin atau syetan, secepatnya pergi ke orang pandai yang mengetahui tentang penyakit yang sedang di alami sang pasien, agar rasa sakit yang di alami secepat mungkin bisa sembuh.
Selanjutnya apabila yang sakit karena fisik yang mengakibatkan menjadi Islam sesat, secepatnya pergi kedokter dan minta obat penyembuhan rasa sakit fisik, sebab bisa saja rasa sakit yang di alami seseorang yang punya pandangan Islam sesat di karenakan telah terjadi kehilangan otak yang dimiliki atau mungkin bisa juga karena otak tinggal separuh, Dari beberapa kemungkinan tadi mungkin juga ada organ-organ tubuh yang tidak berjalan dengan wajar, sehingga menimbulkan kesesatan dalam memahami Islam.
Fenomena Menghujat Islam
Sebelum membaca tulisan ini penulis mengajak kepada sahabat-sahabat dan para pembaca untuk melonggarkan pikiran maupun jiwa terlebih dahulu, agar dalam memahami berita ghaib ini kita dapat lebih nyaman tidak terlalu tegang dan merasa di sudutkan, tetapi kita dapat berjalan bersama dalam satu proses berusaha membangun jiwa dan pikiran kita sebisa mungkin tanpa embel-embel kepentingan terselubung.
Melihat dari perjalanan sejarah Islam permasalahan penghujatan sejak dahulu sudah ada, untuk itu jangan kaget bagi umat Islam kalau ada sebagian pikiran manusia yang punya pandangan ekstrim tentang Islam, bahkan penulis mengakui sejak awal mula nabi Muhammad menyebarkan ajaran Islam itu sudah terjadi penghujatan yang begitu dahsyat, kalau di lihat konteks sejarah ternyata penghujatan Islam itu lebih parah di zaman dahulu kala pada waktu nabi turun. Lalu yang menjadi pertanyaan besar apakah menghujat Islam itu salah atau benar?……….Dari pertanyaan itu diperlukan pemahaman tentang hak individu dan hak sosial, agar seimbang dalam menafsirkan suatu permasalahan, karena bagaimanapun juga hakikat manusia itu sebagai makhluk individu dan ternyata juga sebagai makhluk sosial.
Beberapa hari ini kita sering mendengarkan lewat diskusi maupun lewat dunia tulis menulis tentang penghujatan Islam, sebenarnya ada apa dengan fenomena ini?….pertanyaan ini muncul dalam benak penulis, sehingga menimbulkan pertayaan-pertanyaan dan juga berbagai jawaban, apa memang sudah sedemikian parahnya Islam sehingga mereka melakukan penghujatan habis-habisan, bahkan sang penghujat Islam seolah-olah apa yang di lontarkan itu adalah sebuah kebenaran, walau hanya tahu dari ajaran Islam secara sepotong-sepotong tidak komprehensif, tetapi mereka sudah berani menyimpulkan tentang Islam dengan berbagai wajah yang menghujat. Inilah fenomena yang sangat ironis dan menghasilkan sebuah kritik destruktif.
Di era kebebasan berpendapat ini seorang sebebas-bebasnnya mengkritik maupun menghujat apa benar seperti itu?….tetapi kalau penulis mengamati sebaiknya ada namanya kebebasan yang di warnai semangat tanggung jawab penuh dalam melakukan penafsiran dan pemahaman, baik masalah sosial, budaya maupun agama dengan mengangkat tepa selira (tenggang rasa) sebagai warna memahami persoalan yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Menghujat Islam mulai dari perkataan Islam adalah teroris, Islam adalah umat yang gampang marah, Islam adalah tolol atau bentuk-bentuk gambaran lainnya. Berangkat dari situ ada pertanyaan salahkah mereka dengan pemikiran seperti itu?…kalau hemat penulis seharusnya kita sebagai manusia mengedepankan hak sosial tanpa mengingkari hak Individu dalam mengamati suatu permasalahan, bahkan hak sosial seharusnya di tempatkan terlebih dahulu dengan mengangkat nilai tepa selira sebagai bentuk pemahaman dan penafsiran.
Dengan adanya hak sosial merupakan jalan kewajiban sebagai manusia dalam menjalankan keberagaman kehidupan masyarakat, tetapi kalau hak sosial di langgar sudah dapat di pastikan yang ada akan Muncul gesekan, bahkan tidak dapat terhindarkan perang sebagai bentuk jawaban atas pelanggaran sosial.
Pelanggaran hak sosial akan menjadi pemicu konflik baik di wilayah teoritis, bahkan yang lebih berbahaya konflik di wilayah praktis dan tidak dapat di redam kalau tingkat arus bawah sudah tidak terkendalikan dengan adanya penghujatan yang melanggar hak sosial, maka perang atas nama Islam atau atas nama kepercayaan selain Islam akan bergejolak dan membawa perang keyakinan.
Pelanggaran hak sosial sangat berbahaya di banding pelanggaran individu, karena kalau sudah mencakup penghujatan Islam berarti ada pelanggaran sosial dari situ nanti akan ada benih kebencian satu sama lain, sehingga benturan keyakinan akan membawa pecahnya perang yang tidak hanya bersifat individu, namun akan terjadi di wilayah sosial yang tentunya sangat membahayakan kerukunan umat manusia.
Rasio Ternyata Penyebab Perang Agama
Sebelum membahas rasio ternyata penyebab perang agama terlebih dahulu bagi para pengagum rasionalitas saya ajak untuk menarik nafas sedalam mungkin, agar dalam menerima tulisan ghaib ini dapat mencermati dengan santai dan mampu mencerna tentang sebenarnya apa yang terjadi tentang perang agama yang sering menelan korban harta maupun jiwa.
Kejadian perang agama mulai dari tingkat daerah yang terjadi di maluku, poso, bahkan sampai di tingkat Internasional antara palestina melawan Israel ternyata tidak lepas dari peran rasio yang menjadi penyebab terbesar terjadinya konflik berdarah ini, lalu yang menjadi pertanyaan terbesar adalah: apakah benar rasio yang menyebabkan terjadinya perang agama?....berangkat dari situlah perlu adanya suatu kajian tentang rasio dalam memaknai beragam persoalan tentang agama.
Perang agama yang tejadi di masa lalu maupun saat ini merupakan bentuk penafsiran rasio dalam memahami agama sesuai dengan nalar teoritis maupun praktis yang di miliki setiap individu maupun kelompok, sehingga memunculkan perbedaan dalam menghasilkan suatu tafsir agama, sehingga dari perbedaan itu terjadi bola liar yang tidak dapat di hindarkan yang membentuk benturan antar keyakinan.
Rasio mempunyai peran sebagai alat dalam memahami suatu permasalahan atas keajadian dalam persoalan kehidupan beragama, sehingga rasio sangat dominan menjadi penentu perang atau tidaknya dalam kehidupan beragama, berangkat dari argumen itulah berarti terjadinya perang agama akhir-akhir ini tidak lepas dari yang namanya rasionalitas.
Pemicu perang agama di karenakan rasio ekstrim dengan ambisi berlomba-lomba merasionalkan agama sebagai cara menunjukkan superioritas dalam diri agama masing-masing baik secara individu maupun kelompok, sehingga memunculkan gesekan sosial yang terus terjadi dalam kehidupan masyarakat, karena dari situlah muncul keinginan sebagai individu maupun kelompok yang paling kuat di antara satu sama yang lain.
Keberadaan rasio manusia dalam memahami beragam persoalan tidak lepas dari yang namanya hukum rimba yang mempunyai ambisi ingin saling mengalahkan satu sama lain, sehingga memunculkan keinginan berkuasa dari kelompok agama satu dengan menguasai kelompok agama lainnya.
Hakikat rasio manusia sebenarnya ingin berkuasa, berangkat dari hakikat rasio itulah segala cara apapun di lakukan sebagai jawaban dalam meraih kemenangan sebagai petarung rasio sejati, sehingga dari hakikat rasio itu dapat di tarik kesimpulan bahwa rasio manusia ingin paling berkuasa di antara yang lain, kalau ini muncul dalam tatanan keberagaman agama, sudah dapat dipastikan yang ada benturan agama yang saling ingin menjatuhkan agama satu sama yang lain.
Melihat dari beberapa gambaran yang sudah di paparkan tadi dapat di kerucut penyebab terjadinya konflik agama disebabkan keberagaman rasio pembenaran diri tanpa melihat pendapat yang lain dengan arif dalam memahami agama dan juga memposisikan suatu agama tetapi keduanya tidak sejalan dalam pemaknaan, sehingga yang terjadi adalah benturan rasio satu sama lain yang tidak terhindarkan disinilah awal benih perang agama yang jauh dari tepa selira (tenggang rasa) dalam kehidupan beragama.
Penyebab perang agama selain argumen di atas, karena di sebabkan adanya benturan dalam rasio teoritis dengan rasio praktis dalam menyikapi agama tidak sejalan, sehingga keduanya gagal dalam menyikapi tepa selira dalam beragama, sehingga dari situlah nanti timbul perang antar agama dalam kehidupan masyarakat.
Kalau kita simpulkan sementara penyebab perang agama karena rasio ekstrim yang menjadikan saling hujat menghujat satu sama lain, berangkat dari situlah terjadi penyakit rasionalitas yang sudah kronis, sehingga penyakit tersebut mewabah dalam kehidupan masyarakat beragama yang di sebabkan kesehatan rasio sudah terganggu dalam kehidupannya.
Maksud dari tulisan di atas hanya sebagai penyeimbang dan kontrol atas rasionalitas, karena penulis sering mendengar tuduhan rasionalitas kalau yang menyebabkan perang agama adalah ajaran yang tidak tepat dalam agama itu sendiri, tetapi penulis memberikan tanggapan yang berbeda bahwa penyebab perang agama di karenakan rasio manusia dalam memahami ajaran agama terlalu dangkal, sehingga perang tidak dapat di hindarkan dalam kehidupan masyarakat beragama.
Agama Mengkritisi Rasio
Penulis sering sekali mendengar tentang rasio mengkritisi agama, bagi kelompok yang setuju dengan rasio tentunya itu dianggap sebagai pencerahan. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apakah benar rasio membawa pencerahan?...pertanyaan itulah yang menjadi bola liar untuk di diskusikan, sebab melalui pengamatan penulis kalau kita memahami agama hanya sebatas menggunakan rasio, kemungkinan besar belum lengkap dalam memahaminya.
Berangkat dari pengamatan di atas penulis mencoba memainkan bahasa dengan cara membalikkan, sehingga menjadi bahasa agama mengkritisi rasio, penulis mengangkat judul itu agar terjadi keseimbangan dalam mengamati persoalan, sebab kalau menegasikan keberadaan jiwa tentunya hasil dari pengamatan akan kurang tepat dalam menyikapi suatu permasalahan. Sebenarnya penulis dulu juga salah satu pengagum rasionalitas, tetapi kalau berpikir ulang ternyata terlalu dangkal kalau hanya memahami agama sebatas menggunakan rasio, karena disitu ada jiwa yang harus di ajak urun rembug (musyawarah) dalam memahami suatu persoalan.
Mengamati keberadaan agama akhir-akhir ini sering sekali mendengar agama menjadi kepentingan rasio yang di paksakan, dengan mulai yang paling sederhana sampai yang sulit di analisa kemana arah pembicaraan mengenai alur agama, bahkan yang terjadi cenderung dialog yang mengarah debat kusir (diskusi yang tidak ada ujung) antara satu sama lain dalam mempertahankan argumen yang di anggap sebuah kebenaran.
Sebagian manusia ada yang begitu kuat tentang ke ingin tahuannya yang mendalam mengenai agama, maka mereka ada yang mencari lewat rasionalitas yang dianggap akan menemukan sosok apa yang menjadi mimpi mereka tentang pengetahuan agama tersebut, maka mulailah mengkritik destruktif tentang ayat-ayat suci yang dianggap sebagai dongeng belaka, bahkan nabi adam sebagai orang pertama di dunia dianggap sesuatu kejadian yang belum pasti.
Sebenarnya kalau bicara masalah kritik agama sudah begitu lama otak manusia mengkritik agama secara habis-habisan, sebagian ada yang mengatakan bahwa agama adalah sebuah evolusi dari animisme dan dinamisme, sehingga muncullah agama-agama wahyu yang di anut sebagian besar umat manusia.
Sejarah menunjukkan bahwa sejak dulu kala ada sebagian manusia yang mendeklarasikan diri sebagai paham atheis, karena mereka menganggap bahwa agama tidak dapat menampung apa yang ada dalam rasio yang di pahaminya, sehingga muncul berbagai slogan diantaranya: agama itu sudah mati dan juga ada yang mengatakan agama itu candu, peristiwa itu sungguh memprihatinkan bagi jiwa-jiwa yang sudah meyakini kebenaran agama secara mutlak.
Masyarakat rasional atheis inilah yang nantinya menyerang dan menyudutkan keberadaan agama dengan sesuka otaknya, melihat dari situ dapat di tebak yang ada hanya gudang rasio dalam mencaci agama secara nalar destruktif. karena semua tidak lepas berdasarkan kepentingan rasio dari segelintir orang yang mengatakan diri masih dalam tahap pencarian, sebenarnya sebuah keyakinan kalau tidak di publikasikan secara terbuka yang bersifat menghujat satu sama lain, maka tidak akan menjadi persoalan publik. apabila atas dasar tepa selira (tenggang rasa) yang di angkat sebagai substansinya, tetapi dengan mengatasnamakan liberal (kebebasan) berpendapat seluas-luasnya tanpa menghargai keberadaan pemeluk agama lain, keadaan itulah nanti menjadi benih yang tumbuh dan terus berkembang menjadi sebuah konflk benturan keyakinan.
Kalau melihat dari sudut pandang kerusakan alam saat ini lebih cenderung diakibatkan rasional buta yang mengarah segala sesuatu di halalkan dari situlah kerusakan sebenarnya dalam kehidupan masyarakat, seperti terjadinya perang nuklir, pencemaran udara dan masih banyak lagi yang dihasilkan rasio dalam menciptakan sebuah kerusakan, sehingga penulis sangat menyadari apa yang dimiliki rasio ternyata punya keterbatasan yang begitu besar.
Maksud dari tulisan di atas bahwa segala sesuatu punya habitat sendiri-sendiri, kalau rasio bisa memahami ilmu pengetahuan dan sejenisnya, namun ternyata rasio juga tidak mampu memahami segala di luar alamnya, seperti memahami kehidupan setelah kematian secara tuntas.
Tulisan di atas bukan bermaksud merendahkan rasionalitas, tetapi agar kita selalu sadar bahwa rasio manusia penuh dengan keterbatasan dalam memahami misteri-misteri alam dan misteri yang ada dalam diri kita sendiri, sehingga segala sesuatu di kembalikan pada alam masing-masing dalam memahami segala persoalan yang ada, agar tidak terjadi penghakiman dan merasa bahwa rasio adalah segala-galanya, sebab semua ternyata punya alam masing-masing dalam memahami banyak hal.
Desa Melawan Barat
Mengambil judul desa melawan barat penulis menyadari ini adalah suatu tulisan yang agak terlalu nekat, bagaimana tidak barat adalah sosok raksasa ilmu pengetahuan yang di gandrungi banyak cendekiawan dan para pelajar yang mengedepankan rasionalitas, tetapi saat ini ternyata mau di lawan masyarakat dari desa dengan hanya membawa analisa yang sangat sederhana.
Masyarakat desa sering menjadi kebijakan dari para penggagas liberal barat yang tidak adil dan menjadi penghakiman para pemikir barat yang selalu mengatakan konservatif ( tertutup ), klenik, fanatik buta, fundamentalis tradisi, bahkan lebih ironis lagi masyarakat desa di anggap manusia yang berkepala tidak rasional dan masih banyak lagi anggapan-anggapan miring lainnya, berdasarkan dari beberapa anggapan tadi maka penulis harus berani membantah bahwa itu tidak benar kalau kita mau memahami kehidupan secara universal dan juga memahami ilmu secara menyeluruh, tidak hanya secara sepotong-sepotong dalam menafsiri tentang kehidupan.
Barat sungguh menghebohkan dengan gagasan rasional yang di agungkan sebagai kebenaran absolut dalam menyikapi keberagaman permasalahan sosial, budaya, bahkan agama tak luput dari serangan para pemikir barat, agar di sesuaikan dengan gagasan mereka yang dianggap lebih tepat di banding kehidupan masyarakat desa yang jauh dari kehidupan rasional liberal.
Masuknya paradigma pemikiran barat muncul dari kelompok-kelompok yang mengklaim dirinya sebagai liberal dengan sifat rasional yang di usungnya, sehingga para pemikir barat dan duta-dutanya mempunyai pandangan bahwa segala sesuatu harus di ilmiahkan dan masuk akal tentang kehidupan sosial, budaya, dan agama, tetapi yang menjadi permasalahan mereka tidak menemukan titik terang yang ada dalam kehidupan masyarakat desa dengan kehidupan titen (kebiasaan) dalam menyikapi persoalan, berangkat dari situlah terjadi benturan antara tradisi sehari-hari masyarakat desa dengan pengetahuan liberal barat.
Sebagian para pelajar yang gemar dengan membaca buku-buku pemikiran barat banyak sekali yang terobsesi bahwa barat adalah kebenaran, sedangkan pemikiran selain barat di anggap tidak tepat, karena berangkat dari anggapan itulah mereka selalu menggunakan akal liberal dalam menyikapi permasalahan, walaupun terkadang terkesan di paksakan dalam mengikuti zaman yang terus berubah sesuai dengan pemahaman mereka, sehingga sudah dapat di pastikan dengan semangat rasional yang berlebihan mereka mengusung bahasa penyegaran sosial, budaya, bahkan agama di tafsiri sesuai dengan kepentingan logika mereka tanpa mengetahui gagasan yang berseberangan dan juga tidak melihat fakta di lapangan.
Peristiwa di atas menimbulkan budaya menghujat satu sama lain segera di mulai dengan menyerang pranata sosial yang dianggap kaku dan konservatif, maka mereka berlomba-lomba melakukan gebrakan pemikiran dengan cara pembebasan sosial dalam kehidupan masyarakat desa yang di anggap jauh dari kehidupan rasional liberal, untuk itu mereka mulai bergerilya dengan menyerang karakter budaya kearifan lokal masyarakat desa yang mereka anggap sebagai budaya klenik yang harus di tata sesuai dengan logika barat dan kalau bisa di tiadakan pola kehidupan lokal yang bersifat titen ( kebiasaan) yang jauh dari kehidupan barat yang serba bebas, maka mereka mulai mencari cara mengganti kebiasaan masyarakat desa dengan gagasan liberal yang sesuai dengan akal dan nalarnya.
Lebih parah lagi agama tak luput dari kritik destruktif, sehingga keyakinan yang di anut masyarakat desa harus segera di telanjangi berdasarkan pemikiran liberal mereka, berangkat dari dorongan liberal itulah mereka terus berupaya sebebas-bebasnya melakukan penghakiman masyarakat desa yang di anggap jauh dari sikap para pengusung ide barat dengan liberal dan sejenisnya.
Sasaran utama masyarakat barat adalah para mahasiswa yang berada di campus-campus untuk di ajak kebingkai pemikirannya, agar segala sesuatu di rasionalkan tidak perduli itu masalah surga neraka, bahkan Tuhan sekalipun mereka mencoba mencari lewat akal yang di paksakan, berangkat dari situlah dapat di ketahui hasilnya segala sesuatu apabila di paksakan maka yang ada hanya bersifat destruktif dan tidak mempunyai sifat konstruktif. Sebenarnya kalau pemikirannya untuk diri dan keyakinan yang di jalani tanpa menghakimi yang berbeda, kemungkinan besar tidak akan menjadi masalah publik, tetapi kalau sudah di publikasikan tidak menutup kemungkinan akan terjadi benturan peradaban dan budaya yang tidak dapat di hindarkan.
Pemikiran barat dan duta-dutanya tidak jarang gagasannya selalu mengarah menghujat tentang keberadaan keyakinan masyarakat secara luas, khususnya masyarakat desa yang sering di pandang dengan sebelah mata, berdasarkan dari sikap dan cara pandang itulah yang menimbulkan desa melawan barat.
Desa menolak cara pandang barat yang kaku dan ekstrim dalam menyikapi permasalahan yang cenderung bersifat materialisme yang mengarah imperialisme ekonomi, sosial maupun budaya tak terelakkan, sebab harus di akui manusia tidak hanya bersifat materi jasad, namun materi jiwapun juga ada dalam kehidupan manusia, sehingga semua permasalahan sosial, budaya, bahkan agama tidak semua menggunakan rasionalitas, karena manusia begitu kompleks sesuai dengan alam dan paradigma pemikiran masing-masing dalam memaknai tentang segala persoalan yang muncul.
Catatan yang perlu di ingat buat para pemikir barat dan duta-dutanya, sebenarnya kalau kita mau memahami duduk permasalahan secara bijak dan arif tentang keberadaan masyarakat desa bahwa melihat segala sesuatu tidak harus dengan rasioanal barat, sebab perbedaan alam dan wilayah inilah yang membedakan antara barat dan desa, sehingga budaya liberal yang bersifat menghujat tidak tepat di arahkan dalam kehidupan masyarakat desa.
Kondisi alam membentuk perbedaan cara pandang dan menafsiri kehidupan, sebab masyarakat desa lebih mengangkat dengan bentuk dan karakter tepa selira (tenggang rasa) sebagai salah satu tatanan kehidupan, bukan dengan paradigma pemikiran liberal dan sejenisnya yang cenderung bersifat destruktif apabila di terapkan di tengah-tengah keberadaan masyarakat desa.